Friday, August 12, 2005
News
Rumah Sakit di Palu Rawat 40 Pasien DBD
Palu – Meski sampai kini belum dinyatakan sebagai daerah dengan kategori kejadian luar biasa, wabah demam berdarah dengue di Kota Palu, Sulawesi Tengah kian memprihatinkan. Jumlah warga yang terserang kini terus bertambah. Saat ini sudah puluhan orang yang dirawat di rumah sakit setempat.
Dari data Dinas Kesehatan Kota Palu, per Jumat (12/8/2005), sudah ada 40 orang yang dirawat di 5 rumah sakit di Kota Palu. RSUD Anutapura dan RS Bhayangkara merawat pasien penderita DBD terbanyak, masing-masing 10 pasien. Lalu menyusul di RS Bala Keselamatan yang merawat 8 pasien, RS Budi Agung yang merawat 7 pasien dan terakhir RSUD Undata yang merawat 5 pasien penderita DBD.
Rata-rata pasien adalah anak-anak. Pasien penderita DBD tertua adalah Sumiati. Perempuan berumur 55 tahun ini sejak Kamis (11/8/2005) kemarin dirawat inap di RSUD Anutapura.
Menurut dokter Abdullah, pelayanan dan tenaga medis dari rumah sakit pemerintah maupun swasta di Kota Palu masih bisa menangani pasien penderita DBD. Ia juga tak lelah mengimbau warga agar menjaga sanitasi lingkungan. “Upaya fogging yang kami lakukan hanya bisa membunuh nyamuk dewasa. Pengaruh efektifnya tak lebih dari seminggu. Itu adalah upaya antisipasi,” jelas Abdullah pada wartawan di Palu.
Tindakan paling tepat, menurutnya, adalah sanitasi lingkungan. “Pastikan tak ada jentik di rumah, pastikan tak ada jentik di sekolah, karena di sana anak-anak banyak menghabiskan waktu,” sebutnya.
Pihak Dinas Kesehatan sendiri berencana melibatkan anak-anak sekolah dalam upaya pemberantasan sarang dan jentik nyamuk. ***
Posted at 02:25 pm by mediaku
Permalink
News
Polda Pesan 500 Tester untuk Tes Urine Pengguna Narkoba
Palu – Meningkatnya peredaran dan penggunaan narkoba di kalangan warga Kota Palu, Sulawesi Tengah, membuat Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah menggalakan razia di sejumlah tempat. Sasaran utamanya adalah tempat-tempat hiburan malam, semisal diskotik dan bar.
Demikian diungkapkan Kepala Satuan III Narkoba Direktur Reserse dan Kriminal Polda Sulteng AKBP Victor D Batara, Jumat (12/8/2005). Dalam razia-razia narkoba itu, diakui Victor, pihaknya melibatkan tim Kedokteran dan Kesehatan Polda Sulteng. “Jika ada yang dicurigai, kami langsung melakukan tes urine di tempat,” sebut Victor.
Dari razia yang dilakukan Satuan III, Kamis malam (11/8/2005), Polisi berhasil menggelandang 8 pengunjung Point Club, salah satu tempat hiburan malam di di bilangan Jalan S. Parman, Palu Timur. Setelah dites urine, imbuh Victor, kedelapan orang itu diketahui positif menggunakan narkoba.
Karenanya untuk keperluan tes urine, Polda Sulteng telah memesan 500 tester dari Mabes Polri. “Sebab kami akan terus melakukan razia, kapan dan dimana saja, sampai sejumlah tempat-tempat yang dicurigai menjadi tempat peredaran narkoba bisa bersih,” tekan Victor.***
Posted at 02:24 pm by mediaku
Permalink
Wednesday, August 10, 2005
News
Kisah Sakinah Alidrus, Bocah Perempuan Korban DBD di Palu
Palu - Wabah Demam Berdarah Dengue (DBD) di Palu kembali memakan korban. Kali ini Sakinah Alidrus yang menjadi korbannya. Bocah perempuan berusia 8 tahun itu akhirnya meninggal dunia setelah sebelumnya sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah Anuatapura, Palu, Sulawesi Tengah.
Aisyah Aljufri, ibu bocah perempuan malang itu menuturkan awal kisah anak sulungnya itu dengan tabah. Hari Kamis (4/8/2005), Sakinah kembali dari sekolah dan mengeluh sakit kepala. Hari Jumat (5/8/2005) ia dibawa ke dokter ahli syaraf, karena dia memang pernah jatuh di teras rumah. Namun kemudian, ia malah demam tinggi. Lalu, Sabtu (6/8/2005), dibawah lagi ke dokter anak. Ketika diperiksa, trombositnya 300 lebih. “Kata dokter itu normal, makanya saya tidak menyangka Sakina terserang demam berdarah. Waktu itu demamnya turun, setelah makan obat,” aku salah seorang guru di Madrasah Alkhairaat Pusat Palu ini, Rabu (10/8/2005) sore ini.
Hari Minggu (7/8/2005) sampai Senin (8/8/2005), bocah kelas 3 SDN Inpres Tawanjuka, ini mengeluh sakit kepala dan sakit perut. Lalu, “keesokan hari saya membawanya ke Rumah Sakit Umum Anutapura, karena sakitnya bertambah. Bahkan nadinya melemah,” tutur Ahmad Alidrus, ayahnya menambahkan cerita.
“Saat masa kritisnya datang, badannya dingin sampai gemetaran. Ia juga panas tinggi, Mulutnya juga sudah ta kancing, sampai mulutnya ditaruh sendok agar tidak menggigit lidahnya,” imbuh Ibunya lagi.
Alhamdulillah, sambung ayahnya, masa kritisnya terlewati saat itu. Namun pada dinihari, dia dianfal lagi. Nadinya melemahnya. Kemudian suster menghubungi dokter saat itu, saat dokter datang, kondisi Sakinah sudah melemah. “Ia meninggal sekitar jam lima dinihari di Anutapura,” terang Aisyah, di kediamannya di Tawanjuka, Palu Selatan.
Pada kesempatan sama, orang tua Sakinah, menyampaikan terima kasih atas kesigapan para medis di RSUD Anutapura. “Kami sudah berusaha, tapi Allah SWT sudah memutuskan kehendaknya. Innalillahi wa inna ilaihi raji’un,” demikian ayahnya mengenang waktu-waktu akhir kepergian bocah perempuan yang cantik itu.
Kini, jasad Sakinah telah terbaring tenang di liang lahat. Kepergian bocah perempuan itu menambah daftar korban demam berdarah di Kota Palu, Sulawesi Tengah. Sejak Januari, sudah ada 10 orang yang meninggal dunia. Dalam kenangan Awaliah dan Fatimah, dua adik perempuannya, Sakinah adalah seorang kakak yang baik. Ia juga periang dan suka bercanda dengan adik-adiknya.
Selamat jalan, Sakinah. Semoga arwahmu mendapat tempat yang layak di sisi-Nya. Semoga pula kepergianmu menjadi pelajaran bagi yang lainnya. ***
Posted at 04:33 pm by mediaku
Permalink
News
Hence dan Farid, DPO Penembak Jaksa Ferry Silalahi Dibawa ke Palu
Palu - Kepolisian Daerah Sulawesi Tengah sebelumnya diberitakan berhasil membekuk Wagiman alias Papa Siti, salah seorang tersangka penembak Jaksa Ferry Silalahi, setelah diburu hampir setahun lamanya. Rabu (10/8/2005) sore sekitar pukul 16.30 WITA, ini diangkut dengan Maskapai Penerbangan Wing Air, 2 DPO penembak Jaksa Ferry, Hence Said dan Farid Podungge dibawa ke Palu, Sulawesi Tengah. Sebelumnya mereka ditahan di Mabes Polri.
Jika Wagiman ditangkap Detasemen 88 di Desa Malino, Kabupaten Tojo Unauna, Sulawesi Tengah, Minggu (17/7/2005) lalu, Hence dan Farid ditangkap di salah satu pesantren di Jawa Timur, Juni 2005 lalu. Ketiga orang ini, sudah dimasukkan dalam DPO Polda Sulteng sejak September 2004 lalu, setelah mereka menembak tewas Jaksa Ferry Silalahi yang berdinas di Kejati Sulteng.
Dari DPO yang dikeluarkan Polda Sulteng, ketiganya diduga mengetahui aksi penembakan yang menyita perhatian publik itu. Apalagi diketahui, ketiganya adalah warga Poso, Sulawesi Tengah.
Dari sumber di Polda Sulteng, diketahui ada 4 orang tersangka yang diduga terlibat dalam aksi penembakan jaksa Ferry. Peristiwa itu terjadi pada 26 Mei 2004 silam. Saat itu Jaksa Ferry Silalahi, jaksa di Kejaksaan Tinggi Sulawesi Tengah tewas ditembak saat kembali dari ibadah. Saat itu ia ditemani istrinya. Kejadian itu terjadi di Jalan Swadaya, Kelurahan Birobuli, Palu Selatan. Jaksa Ferry selama karirnya di Kejati Sulteng menanangani kasus-kasus terorisme yang melibatkan sejumlah anggota Mantiqi III Jamaah Islamiyah (JI) dan mujahiddin lokal.***
Posted at 04:29 pm by mediaku
Permalink